Hidup adalah tentang mengeliminasi dan dieliminasi

Kamu sadar ga? sejak kecil dari masa kanak-anak kita sudah dipaksa untuk bersosial.. bahkan sampai sekarang dan mungkin akan seterusnya.

Orang datang dan pergi, meskipun ingin rasanya merangkul semua agar tetap selalu bersama namun sekeras apapun kita berusaha butiran pasir itu selalu saja lolos dari celah tangan kita.

Terlepas dari kita yang berusaha menjaga, sering kali kita juga tereliminasi dari sebuah sirkel. Lalu apa respon kita? Menanyakan apa salah dan dosaku sehingga aku tidak lagi dianggap? Umumnya sih begitu..

kemudian muncul perasaan sakit hati dan berniat membalas suatu hari nanti, Dengan menyimpan dendam kita telah mengumpulkan energi negatif dan membuang energi positif. Sedangkan orang yang bersangkutan tidak kehilangan apapun dan terus menjalani hidupnya sebagaimana mestinya.

Kenapa?

Kenapa kita rela melakukan itu semua (memiliki dendam).

Jelas saja karena kita ini telah melekati sesuatu yang pasti berubah. Kita lupa bahwa kita ini juga berubah begitu juga orang lain.

Coba ingat kembali.. adakah temanmu yang tidak kamu hubungi lagi? Karena kamu merasa udah engga cocok atau semacamnya? Ada ?? yaa itulah dirimu saat ini (kamu adalah mereka, sama saja)

Manusia basicly adalah mahluk paling egois di bumi, namun dengan hal itu manusia mampu mencapai peradaban yang tinggi dan mendominasi baik mendominasi antar mahluk ataupun sesamanya.

Jadi terima saja itu, kita mengeliminasi orang itu wajar dan kita tereliminasi oleh oranglain juga hal yang wajar.

Manusia berkumpul karena suatu alasan, adanya kecocokan dan kebutuhan. Mereka yang tidak cocok bahkan tidak dibutuhkan akan tersingkirkan dan disitulah orang datang dan pergi.

Tidak usah terlalu diambil hati, semua orang sah-sah saja melakukannya.

Karena yaa jika kamu sendiri sudah tidak ada kecocokan dan bahkan tidak ada untungnya lama kelamaan juga akan merasa capek dan buang waktu kan.

Jikapun dipaksakan akan muncul masalah kecil yang kemudian membesar… jika tetap dilanjutkan biasanya akan memiliki akhir yang sama yaitu eliminasi hanya saja jika menggunakan cara ini kita cenderung akan memiliki perpisahan yang tidak baik.

Sebagai saran, terima saja jika kita telah tereliminasi dan jangan sungkan untuk akhirnya memutuskan mengeliminasi orang.

Memang terkadang kita merasa kasihan tapi semakin berumur kita semakin tidak memiliki waktu.. baik untuk diri sendiri ataupun keluarga kadang masih saja kurang.

Apalagi untuk dibuang bersama seseorang yang tidak memiliki hubungan mutualisme dengan kita.. maka sebelum membantu oranglain/merasa kasihan dengan orang lain sebaiknya pertama kasihani dirimu sendiri alias bantulah dirimu sendiri.

Egois ? semua orang juga begitu. Karena yaa .. rasa pamrih juga akan menimbulkan ketidak sukaan yang lebih buruk. Lakukanlah sesuatu karena memang kamu nyaman/ karena sekedar suka melakukannya. Berusaha memenuhi standar yang dianggap baik adalah bentuk kepamrihan, feedback/respon oranglain selalu diluar kendali kita.

Kamu suka ya lakukan, kamu mau tolong ya tolong saja.. tanpa pikiran spekulasi(kepamrihan) apapun yaa. kalau engga ingin yasudah tinggalkan alias katakan TIDAK.

Dengan begitu kamu engga akan terbebani untuk menjadi ’diangap baik’. Orang akan menghargai kamu karena kamu menghargai dirimu sendiri.

Aura dari orang yang bisa enjoy dengan dirinya sendiri selalu terpancar dan oranglain cenderung suka(nyaman) berada disisi orang seperti itu.

Tinggalkan komentar