Tidak ada pintu keluar disini, setidaknya saya tidak membawa kuncinya.

Kau tau? Sebagai pekerja lepas, fleksibel dan sibuk terjadi secara bersamaan. Fleksible karena bisa melakukannya kapanpun dimanapun sedangkan sibuk karena jika tidak dikerjakan tidak ada yang membayar kita.

Di lain sisi temanku yang menjadi pekerja kantoran dengan gaji cukup yang bagiku tampak terlihat menjanjikan secara bulanan ternyata menurutnya secara bersamaan dia juga menjadi stress di pertengahan bulan. Dia berkata kepadaku

“Stress dan tenang secara bersamaan. Bagaimana tidak? Pekerjaan monoton di jam monoton dengan target yang sering tidak masuk akal namun dengan gaji konstan di akhir bulan.” – Ichsan 2022

Sementara itu saat bekerja lepas aku berpikir bahwa mungkin bulan depan aku masih belum mendapatkan bayaran yang cukup seperti bulan sebelumnya. Namun lain cerita dari temanku yang bekerja kantoran saat bekerja dengan gaji dia merasa sebenarnya dia berpotensi  mendapatkan lebih dari yang bisa didapatkan di akhir bulan namun sayangnya waktunya dan energinya sudah habis di tempat kerja.

Mungkin ini memang nampak tidak adil membandingan dua hal yang tidak apple to apple. Pekerjaan penulis jika dibandingan dengan seorang sales promosi memang tidak sesuai, bagaimanapun juga. Penulis mungkin sebaiknya dibandingankan dengan seorang UI Design atau seorang web devolopmen yang bekerja pada perusahaan.

Seperti halnya pekerjaan kantoran dalam pekerjaan lepaspun sebaiknya semua orang juga memiliki targetnya dan selalu menantang diri sendiri dengan sesuatu untuk di capai. Secara objektif pekerja lepas dan pekerja gaji tidak jauh beda keduanya hanya tentang darimana sumber dana berasal dan kapan. (eh benerkan? *satire)

Sekali lagi dalam bekerja lepas sebaiknya tetap mengadopsi hal-hal yang ada di dunia pegawai. Seperti konsistensi jam kerja dan tetap mengerjakan pekerjaan meskipun mood sedang hancur.

aku sendiri selama ini selalu bekerja dengan mengandalkan mood meskipun semua buku panduan dan seminar mengatakan untuk menciptakan mood dalam bekerja namun karena belum pernah benar-benar bekerja dengan gaji maka perasaan dan habit itu belum bisa terimplementasikan dengan baik

Dari ini aku membenturkan diri dengan realitas, karena hampir satu tahun ini saya bekerja dengan mood dan benar saja cara ini tidak membuat saya memiliki hasil yang signifikan. maka dengan kesadaran penuh saya menceburkan diri pada kolam pekerja agar mendapatkan habits pekerja yang kemudian akan membuat saya menerapkannya dalam pekerjaan lepas.

Jadi saya membuat diri saya jatuh dalam sebuah tantangan yang mana disana tidak ada pintu untuk Kembali (saya menanda tangani kontrak kerja dan itu mengikat untuk beberapa waktu setidaknya berbulan bulan lamanya) atau sebuah pidana jika saya memaksa menerobos keluar.

Tinggalkan komentar