Orang datang dan pergi, melepas atau melekat, keduanya sama-sama penderitaan.

Pernah engga sih kamu masuk dalam suatu hubungan yang engga jelas. Keduanya saling suka tapi satupun engga ada yang mulai berinisiatif untuk Confess sampai akhirnya kehilangan kontak hampir setahun lamanya.. lalu bertemu kembali? Kalaupun engga sespesifik itu ya kira-kira ada yaa kemiripan.

Singkatnya di tahun kedua, kami bertemu kembali dengan kondisi dia udah punya pacar, dia menceritakan itu kepadaku aku dan meminta maaf.

-Hah? Minta maaf?

benar.

-itu terdengar seperti sebuah pengakuan ga si?

Memang! kemudian aku turut minta maaf karena selama ini engga ambil inisiatif.

-loh? jadi kalian berdua saling menyatakan?

Ya Kira-kira begitu.

Singkat cerita kami kembali masuk kedalam hubungan yang engga jelas dimana yang sebelumnya engga pernah Hangout tiba-tiba jadi sering Hangout jadi sering telphone bahkan beberapa kali jadi sering ketemu walaupun karena engga disengaja (kebetulan lagi di sekitaran tempat yang sama).

-kalau gitu simple kan tinggal dia putusin aja pacarnya lalu kalian jadian, selesai…

Kalau ini terjadi di tahun lalu maka mungkin saja terjadi tapi sayangnya tidak.. itu karena, pertama aku udah ga setertarik itu lagi sama dia. Kedua kulihat pacarnya bisa treat dia lebih baik daripada yang kulakukan. Sedangkan dia yang sekarang ke aku lebih seperti pelampiasan rasa yang selama ini tertahan (yang kita engga tau sampai kapan, bisa saja tiba2 hilang).

Entah kenapa disini aku seperti berusaha melogika perasaan ya (>,<“)).

Jadi ceritanya semalam kami baru saja bertemu dan coba tebak apa yang kulakukan semalam? … aku berusaha menyakinkannya bahwa pacarnya jauh lebih baik daripada diriku.

-………..

-kenapa begitu?

Tiap orang memiliki love language yang berbeda dan treatmen yang dilakukan oleh pacarnya itu sesuai sama dia. Aku yang tipe quality time tidak terlalu bisa untuk acts of service. You know what I mean right?

Belum lagi aku dengar darinya bahwa si pacar udah ngajakin dia untuk lebih serius…

See? Dibanding aku yang masih belum ada arah kesana dia sekali lagi jauh lebih baik dariku kan.

Jadi di pertemuan terakhir itu, aku berkata ingin menyudahi ketidak jelasan ini. Dan tebak apa yang terjadi? tentu saja kepalanya langsung menunduk ke meja, wajahnya enggan lagi menatapku, tangannya spontan menghapus embun di mata. dan mendadak ia mengalami flu ringan. –mm,, sorry!

aku bilang gini ..

”kita engga bisa kaya gini terus, ini engga sehat, mau sampai kapan? Mau dia(pacarnya) tahu atau engga ini tetap ga baik untuk semua. Kamu udah punya kehidupan sempurna dimana ada orang yang bisa perlakukanmu dengan baik, titik inilah yang selama ini kamu inginkan, bukan? Apalagi yang kamu cari? What did you expect? Jangan rusak kesempurnaan yang sudah ada ini”.

Aku mengapai tangannya dan berkata,

“terimakasih karena selama ini kamu telah meresponku dengan baik,menghormatiku dan menghargai setiap hal kecil yang kulakukan, namun aku bukan yang terbaik buatmu.”

lanjut..~

“Andaikan waktu diulang kembali dan kita bersama, belum tentu keadaan menjadi lebih baik karena bisa saja kita menjalani hubungan yang hanya jalan di tempat selama setahun. Dibandingkan keseriusan dari pacarmu sekarang jelas yang sekarang jauh lebih baik. :’)”

”Dan terakhir..kamu menemuiku tanpa sepengetahuan doi(pacarnya) jika suatu saat dia melakukan hal yang sama, ingatlah hari ini. semoga orang ketiga itu jg cukup bijak untuk sadar diri dan bisa melepas”

Ia mengusap matanya, dan berusaha tersenyum.

”hhe,iyaa ,,^-^)

aku berusaha membantu menghapus sisanya namun beberapa saat kusadari bahwa scene ini sgt tidak pantas.

Huh. Aku tahu ini berat, tapi hidup harus terus berjalan. Melekat atau melepas keduanya adalah penderitaan. Jadi penderitaan mana yang kamu pilih? Tidak memilih juga termasuk pilihan, juga akan menderita…

Cause life is about chosen a problem – jadi pilihlah secara bijak, karena hidup tanpa masalah ibarat sayur lodeh tanpa garam hha.

Tinggalkan komentar